Kamis, 27 Mei 2010

Duh...Cacar...cacar..

Beberapa hari ini saya terserang penyakit cacar air. Penyakit yg satu ini memang belum pernah mampir ke tubuh sejak saya lahir. Alhasil saya diharuskan dokter istirahat selama 1 minggu, padahal ini hari-hari terakhir saya sebelum memegang posisi baru ditempat yg juga baru.

Hhhmmm..Apa boleh buat. Penyakit memang salah satu cobaan yg diberikan Allah kepada manusia. Awalnya saya jengkel setengah mati dengan si cacar air ini. Seluruh badan saya panas dan gatal, demam dan sulit menelan. Sempat saya mengumpat "sialan"di dalam hati melihat si cacar air seenaknya saja menjalar di tubuh saya dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tapi apa yang saya dapat, cacar air saya seperti meletup-letup sejalan dengan kemarahan saya padanya. Tapi anehnya ketika saya beristighfar menghadapi cobaan ini, aliran darah terasa sejuk dan si cacar seperti tidak berulah.

Ujung-ujungnya, saya berterimakasih sekali kepada Tuhan karena diberi penyakit ini. Alhamdulillah..beberapa kali saya ucapkan. Coba kalau saya nggak sakit cacar air, pasti saya tidak pernah merasakan penderitaannya orang sakit cacar air. Ternyata sehat itu karunia Allah yang luar biasa, tapi jarang sekali kita syukuri (apa harus sakit dulu ya baru kita syukuri?).

Manusia memang seringkali mengeluh atas rizki yg dirasanya selalu kurang. Padahal, rizki itu wujudnya tidak mesti uang maupun jabatan, tapi bisa juga berupa kegembiraan, kesehatan, kesabaran, kecukupan dll.
Yah...Satu lagi pengalaman berharga saya dapati.

Senin, 03 Mei 2010

Kenangan..

Beberapa waktu lalu saya berhasil menemukan tempat kumpul alumnus fakultas saya di Facebook. Perasaan saya campur aduk, gembira, geli, terharu melihat wajah teman2 lama. Perasaan saya berdebar-debar penasaran ketika mengkllik satu persatu nama-nama yg ada. Ck..ck.ck..ternyata waktu memang bisa mengubah penampilan kita tanpa disadari. Beberapa teman, seingat saya..dulu sangat culun...elho..sekarang jadi tampil beda!!.

Ingatan saya melayang ke beberapa tahun yang lalu. Idealisme dan kesederhanaan jelas cerminan wajah kami saat itu. Tapi takdir memang tidak bisa kita duga. Sahabat saya yang dulu bercita-cita jadi dosen, malah sibuk mengurus anak2nya. Sama juga lho dengan saya,..dulu bercita-cita jadi peneliti,..eh kok malah jadi orang kantoran. Nggak nyambung lagi dengan background kuliah saya..he..he...

Kalau saja waktu bisa diputar mundur....