Waktu berjalan terus. Tanpa terasa perpisahan kami dengan bos tinggal menunggu dalam hitungan jari. Karena sebentar lagi si bos akan hijrah ke tempat baru yang tentu dirasa paling baik menurutnya. Bos saya yang satu ini adalah bos unik hingga saya merasa perlu untuk mengenangnya. Si bos adalah seorang yang smart, cekatan karena dulu dia seorang sekretaris, rapi dan teliti.Untuk yang terakhir ini saya paling acungkan jempol. Karena rapi dan telitinya si bos tidak hanya dalam tulisan, dan pengadministrasian saja. Tapi juga rapi dan teliti dalam menuangkan ide dan pendapatnya secara lisan maupun tulisan.
Tapi, si bos yang nyaris "perfecto" ini tetap saja seorang manusia biasa yang tidak mungkin sempurna. Dibalik kehebatannya, si bos punya kelemahan yang sangat unik dan langka. Mau tahu apa kelemahannya? Si bos ini mempunyai kebiasaan jelek yang muncul tiap pagi sampai kadang-kadang menjelang tutup kantor. Bos saya ini mempunyai sifat "moody" alias "bete" pada pagi hari alias" morning sick" atau apalah istilahnya untuk menggambarkan suasana hatinya yang kacau balau pada pagi hari. Dan anehnya, bukan pada tanggal2 tertentu saja ini terjadi seperti umumnya wanita menjelang datang bulan. Sifat moody pagi-nya ini tidak mengenal tanggal, bulan maupun tahun. Padahal saat pagi hari, saya dan teman-teman membutuhkan support untuk memulai hari, agar bisa bekerja dengan optimal. Tapi ya itu...Lagi-lagi kami harus sabar dan mengelus dada menghadapi moddy paginya itu. Kalau sedang moody wajah cantiknya itu akan keruh, seperti ada mendung yang menggayut. Kadang-kadang timbul rasa kasihan juga melihatnya. Pasti si bos sendiri tersiksa dengan kelemahannya ini, tapi tidak berdaya mengatasinya.
Walau begitu si bos sesungguhnya adalah orang yang baik hati. Walaupun kaku, tapi sesungguhnya dia tidak pernah mencoba menghambat rezeki orang dengan menunda-nunda kenaikan karir anak buahnya. Jika memang dianggap baik dalam pandangan si bos yang obyektif ini, maka dia akan "go fight" mempromosikan anak buahnya tersebut. Dan itu saya alami sendiri. Sekalipun kesal dengan moodynya ini, tapi saya sungguh terharu dengan usaha dia untuk memajukan saya ke posisi yang sama dengannya.
Selamat jalan bos...Semoga sukses selalu menyertaimu, dan satu pesan saya, " Kalau lagi moody, jangan galak-galak ya bos..."
Sabtu, 20 Februari 2010
Langganan:
Postingan (Atom)